Dont put eggs in one basket, but dont put eggs in too many basket

Bagi Anda yang sering berkecimpung di dunia keuangan atau lebih spesifiknya di bidang investasi, pasti sering mendengar jargon yang selalu didengung-dengungkan jika berbicara hal tersebut. "Dont put your eggs in one basket", yup kalau secara harfiah  dapat diartikan jangan taruh telur-telurmu dalam satu keranjang. Hmm, apa maksudnya? dan apa hubungannya dengan investasi?. Kalimat tersebut sebenarnya merupakan penggambaran bahwa dalam berinvestasi, sebaiknya seorang investor tidak hanya menempatkan dana/investasinya dalam satu project usaha. Namanya berinvestasi, pasti kita selalu berurusan dengan risiko, ya "investasi" dan "risiko" adalah satu kesatuan. Jadi bila berbicara tentang investasi, tidak melulu kita berangan-angan tentang return yang akan didapat tetapi mau tidak mau juga harus berbicara tentang risikonya. Nah, risiko dalam berinvestasi tentunya banyak dan tidak terbatas pada risiko kerugian financial semata.

Misalnya saja kita berinvestasi di usaha riil, katakanlah restoran. Mungkin disana kita akan menjumpai risiko-risiko seperti makanan ada yang tidak terjual, sepinya pengunjung restoran, ketidakpuasan pengunjung dan lain sebagainya. Tapi tetap semua risiko tadi bermuara pada risiko kerugian financial. Misalnya bila ada makanan yang tidak terjual maka biaya produksi terbuang dengan sia-sia tanpa ada kontribusi laba yang didapat. Begitu juga halnya dengan ketidakpuasan pengunjung juga berakibat keengganan pengunjung untuk datang lagi sehingga menyebabkan restoran sepi pengunjung, dan sudah dapat ditebak pasti pendapatanpun semakin kecil sementara faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan bahan bahan baku tetap dikeluarkan. Nah jadi tingkat risiko kerugian finansial memang merupakan patokan tingkat risiko suatu investasi. Cmiiw.


 Kembali ke masalah jargon yang saya singgung di depan tadi, maksud dari jangan menaruh telur-telurmu dalam satu keranjang tidak lain karena faktor risiko tadi. Ibarat anda menaruh telur yang banyak dalam satu keranjang kemudian anda berjalan dan ternyata tersandung batu, pasti telur dalam satu keranjang tersebut berhamburan dan pecah. Nah, sebenarnya risiko seluruh telur pecah karena terjatuh tadi dapat dihindari jika kita tidak menaruh seluruh telur dalam satu keranjang. Mungkin sebagian telur kita taruh di box anti goncang atau kita simpan di rumah, setidaknya kalau kita terjatuh maka masih ada telur lain yang aman dan tidak pecah. Begitu pula dalam berinvestasi, bila kita menaruh dana dalam satu produk investasi maka kita harus bersiap menanggung risikonya. Tentu saja risiko paling buruk adalah kerugian atau bangkrut, dimana seharusnya kita mengharapkan return dari investasi tersebut tapi malah dana yang diinvestasikan lenyap bahkan harus tombok. Ingat high return high risk.


Tentunya kita berharap hal tersebut di atas tidak terjadi kepada kita. Nah, disinilah kita bisa memaknai jargon investasi di atas. Dimana salah satu meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan return dalam berinvestasi adalah dengan menempatkan dana kita tidak hanya dalam satu produk investasi saja. Sehingga kalau terjadi sesuatu yang force majeur dalam salah satu produk investasi kita dan mengakibatkan kerugian, setidaknya kita masih punya investasi lain yang mungkin dapat mengcover risiko di produk investasi lain. Contohnya kita tadi selain berinvestasi di sektor restoran juga berinvestasi di bidang properti (misalnya persewaan perumahan/tanah). Misalnya kita berinvestasi penyewaan ruko-ruko dan perumahan yang terletak di dekat restoran kita sendiri. Di situ kita bisa mendapat kemungkinan bahwa return yang didapat akan sebanding yaitu karena perumahan/ruko berdekatan dengan restoran kemungkinan apabila return yang didapat dari investasi ruko dan perumahan tinggi maka akan berimplikasi ke pengunjung restoran yang tinggi sehingga return dari investasi restoran juga akan tinggi. Namun bisa saja kemungkinan salah satu dari kedua investasi tersebut tidak memberikan return yang baik, sementara salah satu yang lainnya menghasilkan return yang tinggi. Misalnya, penyewaan ruko dan perumahan laris manis terisi semua tetapi tetap saja restoran kita yang berada disamping ruko dan perumahan tetap saja sepi (mungkin kalah bersaing dengan restoran lainnya). Dengan keadaan seperti itu setidaknya ada distribusi kerugian dan pendapatan dari dua produk investasi kita, sehingga bisa saling mengcover risiko satu sama lain. Bisa juga ada kemungkinan kedua investasi kita tersebut sama-sama memberikan return rendah atau bahkan tidak sama sekali, ya kalo seperti ini kembali lagi ke atas, namanya berinvestasi pasti ada risikonya. ^^.


Manusia memang tidak mudah puas, selalu ingin lebih-lebih dan lebih. Begitu pula dalam konsep berinvestasi, setiap manusia ingin mendapatkan return yang tinggi dengan risiko yang paling rendah atau bahkan tidak ada risikonya sama sekali (emang ada yak?). Saking kalapnya kadang ada orang yang menerapkan jargon investasi dengan berlebihan. Mungkin karena ia merasa memiliki dana berlimpah maka dia tidak menaruh "telur-telurnya" dalam satu "keranjang", melainkan di banyak sekali keranjang. Mulai dari investasi saham, deposito, obligasi, reksa dana, emas, properti dll. Lalu bagaimana dengan hal seperti ini?. Pernah nonton film Karate Kid? saya ingat dengan kata-kata China dalam film itu, yang kalo tidak salah berbunyi "wu chi pi fan" yang artinya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Terlalu banyak menempatkan dana kita dalam berbagai produk investasi menurut saya juga kurang bijak, karena untuk mengontrol masing-masing investasi juga pasti akan sulit (kecuali masing-masing investasi dikelola oleh orang lain). Untuk perusahaan berskala besar dan memiliki modal besar mungkin tidak kesulitan untuk menempatkan "telurnya" dimana saja, karena mereka bisa memperkerjakan banyak orang-orang ahli untuk mengurus masing-masing investasi. Namun tentu saja untuk investor individual akan sulit dan terlalu riskan bila bertindak seperti perusahan besar.  Belum lagi bila keadaan ekonomi tak menentu, bisa-bisa semua investasi kita berantakan.


Untuk itu lebih baik menempatkan dana pada produk investasi yang benar-benar kita perhitungkan tingkat return dan risikonya. Kemudian tidak semua dana harus diinvestasikan, sisihkan untuk dana tak terduga yang sewaktu-waktu dapat kita ambil bila keadaan mendesak. Intinya dalam berinvestasi jangan hanya berharap return yang tinggi saja, namun setiap risiko harus juga dipertimbangkan, dan jangan pula gegabah menempatkan dana dalam setiap produk investasi. So, jargon di atas ditambah sedikit menurut saya "Dont put eggs in one basket, but dont put eggs in too many basket"