Matahari mulai terbenam di ujung barat. Pemandangan itu terlihat jelas dari jendela sebuah gedung di Jakarta. Bak sebuah lukisan beraliran realisme dalam sebuah bingkai jendela. Petang itu seorang pegawai masih mengerjakan tugasnya, padahal jam kerja sudah habis. Sementara di bangku seberang mejanya terlihat para atasan sedang berbincang-bingcang.
"Pegawai seperti apa yang anda butuhkan Pak?", seloroh seorang atasan kepada atasan lain.
"Saya butuh pegawai yang tidak perlu pinter-pinter banget, yang penting mau kerja dan militan." sahut atasan yang ditanya tadi.
"Mmm...", timpal atasan yang bertanya sambil tidak berkomentar. Entah apa kelanjutan percakapn mereka.
Sejenak si pegawai menghentikan pekerjaannya dan berpikir tentang sebuah kata "militan". Dalam hatinya sedikit terganjal dengan kata itu. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan pun diabaikan begitu saja. Fokusnya sudah hilang karena sebuah kata "militan". Dalam pikiran ia terus mencari-cari apa maksud militan tersebut. Apakah yang dimaksud militan itu adalah seperti tentara militer? atau seperti para pahlawan kemerdekaan? atau seperti tokoh-tokoh super hero (Batman, Superman, Spiderman, P-Man?). Pikirannya terus membayangkan tentang apa yang disebut militan.
Ya masa seorang karyawan yang mengurusi administrasi dan berhubungan dengan berkas-berkas harus bekerja layaknya tentara atau pejuang atau superhero? pikirnya sambil tertawa geli membayangkanya. Lalu si karyawan tersebut mulai membayangkan tentang militan tersebut, apakah seperti tentara? yang harus melaksanakan segala perintah komandan tanpa terkecuali. Kalau seperti itu harus perintah yang salah pun berarti harus dilakukan. Komandan bilang maju ya harus maju, komandan bilang mundur ya harus mundur, meskipun di depan dan di belakang adalah jurang. Kalau seperti itu tentu saja tidak bisa dilakukan, namanya bekerja kan harus profesional dan sesuai aturan, bukan sesuai perintah bos.
Atau seperti pejuang? ya kalau pejuang lebih ngeri lagi. Dia berjuang sampai dengan darah penghabisan. Lalu apakah harus bekerja dengan mempertaruhkan nyawa. Hmm... sepintas apa yang dia bayangkan menjadi gelap, dan tidak mau lagi melanjutkan bayangannya tadi. Lalu kemudian dia mulai tertawa sendiri, ketika membayangkan bekerja dengan sebuah kostum superhero entah itu kostum Batman atau Spiderman atau bahkan P-Man. Tentu sangat lucu apabila ke kantor dan bekerja di depan komputer dengan kostum seperti itu.
Sembil tersenyum sendiri dan kadang tertawa geli, si karyawan tersebut terus membayangkan hal lucu tadi. Tiba-tiba lamunannya dikagetkan dengan suara besar dan tegas, dan sepertinya suara itu tidak asing di telinganya.
"Ehmmm....". bunyi suara itu.
"I..i..yaa.. Pak". sahut si karyawan tadi.
"Sedang apa kamu?", imbuh suara besar tadi yang tidak lain adalah bosnya.
"Se..sedang mengerjakan pekerjaan untuk rapat besok Pak". jawab si karyawan tadi.
"Hmm.. bagus, seperti ini pegawai militan yang saya butuhkan." tegas si bos tersebut dengan menepuk pundak si karyawan.
Si karyawan tersebut pun seketika terdiam setelah mendengar perkataan tersebut.
No comments:
Post a Comment