Penantian

Sebuah kata yang mungkin terdengar membosankan apalagi untuk dijalani. Penantian memang suatu yang sangat menjengkelkan. Kalau mendengar kata ini yang terbayang hanya suatu kejenuhan. Tapi terkadang hal tersebut memang harus dilakukan, karena memang di dunia ini semua membutuhkan penantian. Bahkan kilatan petir yang sangat cepat sekalipun membutuhkan jeda untuk cahayanya dapat terlihat dengan mata kita. Namun terkadang juga saya berpikir, apakah sebetulnya penantian itu mutlak harus dilakukan? Apakah kita harus menunggu atau menanti sesuatu yang ingin kita capai datang sendiri? Apakah kita bisa menghapus penantian?

Sejenak merenung untuk menjawab pertanyaan tadi. Ternyata memang penantian itu diperlukan tetapi tidak mutlak, untuk mencapai apa yang kita inginkan tidak harus dengan menanti dan menunggu hal itu datang dengan sendirinya. Namun dengan cara berlari mengimbagi penantian itu sendiri. Karena, ternyata memang penantian tidak dapat dihapus. 

Penantian selalu ada dalam setiap sisi kehidupan. Mulai dari sel telur yang menunggu beberapa hari untuk menjadi matang dan siap dibuahi. Setelah itu masih menanti datangnya sperma untuk membuahi sel telur tadi. Penantian masih berlanjut ketika sel telur dan sperma bersatu menjadi embrio dalam rahim ibu yang merupakan cikal diri kiat. Bahkan penantian itu berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan sampai dengan kelahiran kita menatap dunia ini dengan jeritan. Setelah itu kita masih menanti untuk bisa berbicara, berjalan dan berlari. Sampai akhirnya kini kita berdiri menghadapi kehidupan. 

Lalu bagaimana jika kita dihadapkan dengan sesuatu hal yang ingin kita capai namun dalam mencapainya kita memerlukan penantian. Pastinya setiap orang memiliki sesuatu hal yang ingin dicapai. Namun banyak yang berpikir (termasuk saya) bahwa untuk mencapai sesuatu itu dibutuhkan penantian. Dan ternyata untuk mencapai sesuatu yang diinginkan tidak harus dengan menanti. Menanti hanya menunda diri kita untuk mencapai sesuatu yang lebih dekat dengan keinginan itu. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan tersebut kita harus berlari mengimbangi penantiaan untuk mencapai sesuatu itu sendiri. Agar penantian kita tidak hanya diam menunggu sesuatu itu datang dengan sendirinya.  Melainkan harus dikejar dan disambut! 

Walaupun demikian unsur penantian memang selalu tidak lepas dari setiap usaha mengejar apa yang diinginkan. Yang terjadi sebenarnya adalah kita mengisi waktu penantian untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan berusaha mendekatkan pada apa yang kita inginkan tersebut. Sehingga secara tak terasa kita seperti menghilangkan penantian tersebut dan menggantikannya dengan usaha mendekatkan pada sesuatu yang ingin dicapai. Dan pada akhirnya memang “penantian” akan selalu mengiringi setiap laju kehidupan kita. Bahkan sampai mati pun kita masih akan terus dihadapkan dengan penantian, penantian akan hari kebangkitan.

No comments:

Post a Comment