Secangkir semangat, seteguk kebahagiaan



Sebuah sajak

Pagi ini sama dengan pagi-pagiku sebelumnya

Matahari masih terbit dari ujung timur rumahku

Ayam berkokok bersahutan seakan menjadi backsound suasana ini

Anggapan di desaku, pagi hari adalah awal dari datangnya rizki

Jika kau tak mendapatkan pagimu, kau tak akan mendapat rizkimu

Ya itulah yang selalu didengungkan orangtuaku

Terkadang kata-kata itu digunakan untuk membangunkanku dari mimpi indah di tidurku

Dulu ketika aku kecil, saat aku masih kecil sekali, sehingga kini aku lupa seberapa kecilnya aku dulu

Di jalan, depan rumah Eyangku yang kini telah tiada

Banyak sekali hilir mudik manusia menapakkan langkahnya di setiap pagi

Baik laki-laki maupun perempuan, dari  yang muda sampai tua

Para perempuan menggendong  hasil kebun, kerajinan ataupun makanan  di punggungnya untuk dijual di pasar

Pak tani mengayuh sepeda kerbau dengan cangkul yang disampirkan pada pundaknya yang kekar menuju tanah subur untuk mengolah sawah

Sedangkan anak-anak berjalan beriringan menuju sekolah mereka untuk mencari secercah ilmu untuk bekal hidupnya

Terlintas dalam benakku kala itu, wajah-wajah ceria di pagi hari yang penuh pengharapan

Ya harapan untuk mendapatkan sesuatu, sesuatu yang lebih baik dari hari kemarin

Suasana seperti itu pun masih kurasakan hingga kini, masih jelas terasa

Mungkin yang sedikit membedakan adalah kini jalan itu dilalui oleh orang-orang  yang tergesa dengan  menaiki mesin beroda mereka

Sehingga backsound di pagi hari yang biasa dinyanyikan oleh ayam, kini berduet dengan instrumen bernada keras dari knalpot

Dulu atau sekarang, suasana di pagi hari kampung halamanku memang begitu  luar biasa

Penuh dengan semangat, penuh dengan pengharapan dan penuh dengan kebahagiaan

Aku tidak akan kalah dengan mereka yang bersemangat menyambut pagi ini

Ku awali semangat pagiku ini dengan membuat sajak kecil ini

Walaupun hanya sekedar tulisan, kuingin merekam suasana yang tak terlukiskan 

Agar selalu terkenang ketika suatu saat nanti aku harus pergi meninggalkan pagi indah di tanah kelahiranku ini

Ku menerawang jauh semua ini dari kursi meja makan dan memandang lepas ke jalan

Ditemani secangkir kopi, minuman yang memliki perpaduan rasa pahit dan manis

Yang tak ubahnya seperti hidup yang aku jalani hingga kini aku meneguk minuman itu

Mentari dari timur, lalu lalang manusia, suara ayam, deru mesin berroda yang tergesa dan secangkir kopi

Perpaduaan yang luar biasa untuk menumbuhkan kembali semangat hidup yang baru

Bahwa pagi ini harus dimulai dengan mengerjakan sesuatu, bukan hanya diam terpaku dengan lelap mimpi indah tadi

Sebuah sentakan yang tiba-tiba terlintas di pikiran, ketika tegukan  kopi terakhirku melintasi kerongkongan 

Secangkir semangat di pagi hari, ditutup dengan seteguk kebahagiaan mengawali hari, untuk meraih kebahagiaan hidup yang sejati

Selamat pagi dunia!

Mr. A

No comments:

Post a Comment